Ya Tuhan , ajarlah kami menghitung hari2 kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana â Prophet Moses Renungan yang diambil dari buku THE POWER of HOPE â Paulus Winarto Tip untuk menjadi lebih berbahagia adalah dengan menganggap hari ini adalah hari terakhir hidup kita di dunia. Namun, disisi lain , saya kira juga benar bahwa dengan menganggap hari ini sebagai hari terakhir, kita punya kesempatan untuk menunjukkan kasih kita kepada orang-orang yang dekat di hati kita. Saya ingat seorang wanita karier yang kabarnya hingga hari ini masih mengalami stress berat lantaran selalu menolak permintaan anaknya untuk dimandikan. Ceritanya, selama beberapa waktu, setiap pagi sebelum sang ibu berangkat ke kantor, anaknya yang masih kecil itu meminta sang ibu untuk memandikannya. Setiap kali permintaan itu dilontarkan, selalu terdengar jawaban yang sama, âMama kan sibuk, Mama harus kerja keras untuk cari uang agar kamu bisa dapat makanan, rumah, mainan, sekolah, dan segalanya yang terbaik. Mama kan sudah sewa dua pembantu khusus untuk mengurus kamu. Jadi ngapain Mama harus mandiin kamu?â Meskipun âlaguâ yang didendangkan sang ibu selalu sama, sang anak tetap tidak berubah pendirian. Ia tetap minta dimandikan. Ini terjadi selama berhari-hari dan sang ibu tetap tidak juga mau memandikannya. Suatu hari anak ini terkena demam berdarah dan beberapa waktu kemudian meninggal. Kali ini,dengan berlinang air mata, sang ibu memandikan â bukan lagi anaknya â melainkan jenazah anaknya. Oh , betapa menyedihkan ! Benar kata orang bijak bahwa hal-hal kecil lah yang kerap membuat penyesalan terbesar di hati kita. Beberapa jam yg lalu â sebelum saya menulis artikel ini â putri kami, Priscilla, tampak gelisah.. Ini biasa ia alami menjelang jam tidur. Ia bolak balik dikasur. Ketika saya beranjak keluar dari kamarnya, ia menangis. Rupanya ia meminta saya me-nina bobo-kannya. Saya dan istri kemudian memainkan peranan itu. Kami sama-sama mem-pok-pok menepuk-nepuk secara lembut punggungnya dan ia pun tertidur lelap. Sungguh sukacita besar bagi kami, orangtua, melihat anak kami bisa tidur nyenyak. Memandang dadanya yang naik turun saat bernapas membuat kami terkadang sangat terharu sekaligus sukacita. Benar kata seorang sahabat yang kebetulan seorang pastor, âTujuan pernikahan adalah kebahagian dan Tuhan menyempurnakan itu dengan kehadiran anak.â Terimakasih, Tuhan. Terus terang mata saya berkaca-kaca ketika menulis artikel ini. Namun, saya ingin sekali mengajak kita semua merenungkan lebih jauh arti hari terakhir. Tidak ada yang pernah tahu kapan kita akan dipanggil. Tidak ada juga yang tahu kapan orang-orang yang kita kasihi akan dipanggil. Seorang sahabat yang juga pengusaha pernah berkomentar, âSetiap hari kita diberi kesempatan untuk mengasihi dan juga dikasihi. Itu satu paket! Pada saat kita mengasihi, kita pun karena rutinitas dan kesibukan sendiri, kita jadi lupa sehingga menganggap semuanya biasa biasa saja.â Memang, kadang kita baru betul-betul merasa kehilangan ketika semuanya itu telah pergi untuk selamanya. Saya sendiri terkadang masih merasa menyesal karena sering menolak menolong nenek saya. Sebagai anak yang dibesarkan oleh kakek dan nenek, saya terkadang suka nakal dan manja. Ketika duduk dibangku sekolah dasar, nenek yang saya kasihi agak sulit berjalan. Terkadang ia meminta bantuan saya untuk menggandengnya saat berjalan. Namun, harus jujur saya akui, terkadang saya menghindar ketika ia meminta uluran tangan saya. Penyesalan itu masih ada hingga detik ini, namun saya juga sadar bahwa saya tidak bisa kembali ke masa lalu.. Nenek pun sudah berpulang saat saya duduk dibangku SMP. Seorang bijak pernah berkata, âSalah satu cara terbaik menunjukkan kasih kita kepada mereka yang telah tiada adalah dengan mengasihi orang2 yang masih hidup, khususnya orang-orang yang dekat di hati kita.â Sebuah nasihat yang amat berharga!â Jadi, selagi masih ada kesempatan, lakukanlah yang terbaik dan jadilah diri kita yang terbaik karena kita tidak pernah tahu kapan hari itu akan tiba. Kasihilah orang-orang yang paling dekat di hati kita seolah-olah hari ini adalah hari terakhir, entah bagi kita atau bagi mereka. Toh, tidak ada salahnya menganggap ini adalah hari terakhir jika kita bisa memperoleh banyak manfaat positif darinya. Sepuluh aturan menuju hidup yang lebih berbahagia 1. Berbagi 2. Melakukan kebaikan, walaupun org anggep kita âsok baikâ atau âpura-pura baikâ, tapi lakukan dengan tulus 3. Selalu mengucap syukur 4. Belajar penuh semangat 5. Mengunjungi orangtua dan belajar dari pengalaman mereka 6. Memandang lekat lekat wajah seorang bayi dan mengaguminya 7. Sering tertawa adalah minyak pelumas hidup 8. Berdoa untuk mengetahui jalan Tuhan 9. Membuat rencana seperti Anda akan hidup selamanya â dan itu pasti 10. Hidup seakan akan hari ini adalah hari terakhir hidup Anda dimuka bumi diambil dari Renungan Untuk hari ini
Discovershort videos related to jika besok hari terakhir hidup di dunia on TikTok. Watch popular content from the following creators: aerdyansyah(@aerdyansyah), adeliaanatasyađ(@_aaccaa16), SABA REHMAN đ·(@saba_r1109), gan(@favvurboiii), Afik Khairul(@afikkhairul), X_KhtmâąYgyâĄ(@x_khtmhygy), Mirza_ynwa đ(@mirza_ynwa), Awa(@awa.co), jangan lupa bersyukurđ±âœ(@muzzammil087
Bilaini Ramadhan Terakhir. KEHIDUPAN dunia merupakan masa yang ada batasnya. Berbagai canda, tawa, kebahagiaan, atau kesedihan menjadi saksi, bahwa kita telah berada pada kehidupan itu. Begitu pula dengan mereka yang telah tiada, orang-orang yang ditinggalkan hanya bisa mengingat sejarah kebersamaan bahwasanya dia pernah hidup.
Kalenderkecil di sudut permukaan jam menginformasikan padaku hari ini tanggal tiga belas September. Hanya mimpi, tapi di satu sisi setidaknya mimpi itu cukup meramalkan apa yang bakal terjadi di masa mendatang. Hari ini hari ulang tahunku. Aku genap delapan belas tahun. Berbulan-bulan lamanya aku sangat takut menantikan datangnya hari ini.